INDAHNYA KELEMBUTAN

Lemah lembut adalah sifat Allah sekaligus dicintai oleh Allah SWT, dan dengan sifat Lemah lembut segala kebaikan dan keutamaan akan bisa diraih bahkan sifat Lemah lembut akan mendatangkan sikap hikmah, yang juga merupakan sikap yang dicintai oleh Allah SWT di dalam berkata dan bertindak. Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasul SAW sedang duduk-duduk bersama para shahabat di dalam masjid. Tiba-tiba muncul seorang ‘Arab badui (kampung) masuk ke dalam masjid, dan kencing di dalamnya. Spontan, bangkitlah para shahabat menghampiri untuk menghardiknya namun Rasul SAW melarang mereka dan memerintahkan untuk membiarkannya sampai selesai hajatnya. Setelah itu, beliau SAW memanggil si badui tadi lalu menasehatinya dengan lemah lembut: إن هذه المساجد لا تصلح لشيء من هذا البول ولا القذر إنما هي لذكر الله والصلاة وقراءة القرآن “Sesungguhnya masjid ini tidak pantas untuk membuang kencing atau kotoran karena masjid itu diperuntukkan sebagai tempat untuk dzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al-Qur’an.” Setelah itu, beliau SAW meminta setimba air untuk dituangkan pada tempat air kencing tersebut. [HR. Muslim] Diriwayatkan dari abu hurairah bahwa ketika Rasul SAW sholat berasama para sahabat, datanglah orang dusun (Yang kencing di masjid tadi) dan berdoa dalam sholatnya: اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي وَمُحَمَّدًا وَلَا تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorangpun bersama kami berdua.” Setelah salam, Rasul SAW berkata kepadanya: “Kamu telah mempersempit sesuatu yang luas (rahmat Allah).” [HR Bukhari]. Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan bahwa orang badui di atas bernama dzul huwaysirah al-Yamani, dan versi lain ia adalah Aqra’ bin Habis. [Fathul Bari] dan Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa doa Orang badui tadi terjadi sebelum ia kencing di dalam Masjid. Boleh jadi ketika si badui melihat sikap lemah lembut dari Rasul SAW dalam menasehati, timbullah rasa cinta dan simpati si badui tersebut sehingga ia berdoa demikian. Semestinya seperti itulah kita berprilaku dalam segala urusan tak terkecuali urusan dakwah. Syeikh Muhammad Mutawalli as-Sya’rawi (1911-1998) ahli tafsir kontemporer dari mesir pernah berdialog dengan salah satu pemuda dari kelompok garis keras. as-Sya’rawi bertanya: apakah meledakkan tempat tempat hiburan di salah satu negara yang mayoritas penduduknya kaum muslimin hukumnya halal ataukah haram? Pemuda menjawab:hukumnya halal membantai atau membunuh mereka diperbolehkan. as-Sya’rawi : jika kamu bunuh mereka yang bermaksiat,kemana tempat mereka kembali di akhirat? ke syurga atau neraka? Pemuda : pastinya ke neraka. as-Sya’rawi: Kemana setan menginginkan mereka yang kamu bunuh dengan ledakanmu? Pemuda: pastinya setan berkeinginan mereka masuk bersamanya ke neraka. as-Sya’rawi : jika demikian maka engkau telah berserikat dengan setan dengan satu tujuan untuk memasukkan mereka kedalam neraka!. as-Sya’rawi lalu menyebutkan satu hadist, ketika itu lewat dihadapan Nabi saw jenazah seorang yahudi, Nabi saw bersedih dan menangis, para sahabat bertanya, “kenapa menangis dan sedih wahai Nabi?”, jawab Nabi SAW: نفس أفلتت منّي إلى النار “satu jiwa telah terlepas dariku dan jiwa itu masuk ke dalam neraka.” Coba kamu perhatikan perbedaan antara dirimu wahai anak muda dan diri Nabi Muhammad saw di mana engkau menginginkan mereka masuk neraka sedangkan Nabi saw menginginkan untuk menyelamatkan mereka dari neraka. Sungguh berbeda, Engkau berada dalam satu lembah dan Nabi saw berada pada lembah yang lain. Sebagai catatan bahwa hadits yang disebutkan oleh as-Sya’rawi di atas tidak kami temukan sumbernya, sebagai gantinya kami kemukakan hadits yang semakna dengan hadits di atas. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa satu saat seorang pemuda yahudi yang biasa membantu Nabi itu sakit lalu Nabi menjenguknya. Duduklah beliau disamping kepalanya lalu beliau bersabda : masuklah islam. Anak itu kemudian menoleh ke arah bapaknya dan bapaknya berkata: ikutilah abal qasim (Nabi). Lalu iapun bersyahadat masuk islam. Nabipun keluar dr rumahnya seraya mengucap : الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنْ النَّارِ. segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka. [HR Bukhari] Wallahu A’lam. Semoga Allah Albari membuka pintu hati kita semua agar bisa berlemah lembut dalam semua urusan kita.

Sumber: http://tafaqquh.com/fiqhunnafs/indahnya-kelembutan/

Comments